Monday, November 10, 2008

Saum, Solusi Pemuda Lajang


Alkisah, ada seorang pemuda yang asyik dengan “Dugem" nya (dunia gemerlap), terkadang ditemani dengan wiskynya dan bahkan dengan obat-obatan yang hanya membuat kesenangan sesaat, pada akhirnya badan menjadi kurus, gigi hitam, dan mata layu. Dikisah lain, terdapat seorang pemuda yang terasa nikmat dengan pengajiannya, hati senantiasa terkait pada mesjid, dirinya selalu ditemani mushaf kecil, dia memelihara diri, harta, keluarga serta agama, dan hal-hal lain yang membuat ketenangan dunia dan akhirat.
Kalau kita mau jujur dan bertanya pada diri, pemuda manakah yang akan kita pilih untuk dicontoh dan ditemani ?, pasti jawabanya tertuju pada pemuda yang kedua. Tapi, fenomena yang terjadi malah berbalik, tidak sedikit pemuda yang mengaku muslim tenggelam dalam kedustaan pada diri, kedustaan itu menguasai dirinya, kemudian menjalar pada gambaran perilaku yang membenarkan kedustaan tersebut, sehingga dia berbuat kemaksiatan semisal.
Pemuda adalah harapan bangsa dan agama, benteng kebangkitan umat, penerus risalah da’wah, pemuda juga merupakan generasi pengganti…...itulah diantara doktrin-doktrin yang selalu dikonsumsikan para pendahulu kita kepada para pemuda dari zaman kezaman. Hal tersebut seolah menjadi suatu keharusan atau konsekwensi moral bagi siapa saja yang menamakan dirinya sebagai seorang pemuda. Padahal, di sisi lain pemuda merupakan suatu masa perkembangan dengan tahapan psikologi yang mengarah kepematangan diri. Diawali dengan perubahan gharizah (hasrat atau kebutuhan psikologi). Dalam menghadapi setiap gharizah tersebut, pemuda pasti menemukan problem yang sangat besar, jika tidak pintar menyikapinya, maka pintu perbudakan diri terhadap gharizah akan terbuka.
Di abad ini, Angka perbudakan diri pada gharizah semakin bertambah. Pornografi dan pornoaksi seakan sudah menjadi rahasia umum. Tingkat pemerkosaan semakin bertambah, perzinaan meningkat, kumpul kebo menjadi trend, pacaran sudah menjadi kebutuhan, pekerja seks semakin membludak. Sumber resmi pemerintah mengatakan bahwa jumlah pekerja seks di Indonesia mencapai 73.990 orang. Tetapi sumberlainnya mencatat bahwa di Indonesia sedikitnya ada 650.000 penjaja seks dan 30 persennya berusia di bawah 18 tahun (majalah Tarbawi, edisi 16 oktober 2003). Yang menjadi pertanyaan kita kali ini, apa yang menyebabkan semua ini terjadi ?, pasti jawabannya akan beragam karena perbudakan gharizahnyapun beragam. Yang pasti ini terjadi disebabkan manusia tidak pintar menyikapi suatu masalah.
Supaya penyakit perbudakan gharizah ini tidak menjalar di dalam diri kita selaku pemuda, maka untuk mengcounter itu semua jauh-jauh hari Rasulullah Saw telah memberikan solusi pengobatan sebagaimana sabdanya: “Wahai para pemuda, jika diantara kalian sudah mampu untuk menikah, maka menikahlah, karena hal itu akan menundukan pandanganmu dan memelihara kemaluanmu. Jika belum mampu (untuk menikah) maka shaumlah , karena itu adalah tameng” (HR. Mutafaq A'laih)
Maka jelaslah bahwa solusi awal untuk mengcounter perbudakan gharizah adalah dengan menikah, karena dengan cara ini pintu-pintu fitnah bisa semakin menyempit dan bisa mengarahkan gharizah pemuda kearahan yang halal. Namun bagi pemuda yang belum siap untuk menikah, maka Nabi Saw memberikan solusi ke dua yaitu dengan melakukan shaum.
Shaum, disamping dapat menghasilkan pahala yang sangat besar juga merupakan pengobatan untuk membersihkan usus, membersihkan badan dari keringatan yang kotor, menghindari kegemukan dan kelebihan lemak, serta yang tidak kalah pentingnya yaitu pengobatan bagi gharizah yang sedang menyala-nyala sehingga bisa meringankan tuntutannya, yang akhirnya kita bisa menguasai gharizah tersebut.
Shaum adalah ibadah yang tidak mengenal batasan tempat dan keadaan, serta memiliki limit waktu yang sangat panjang di bandingkan ibadah mahdlah lainnya. Sehingga hal ini menutut Shâimîn berjalan selama waktu yang ditentukan bersama ingatan shaum (dan larangannya). Jadi dengan ini bisa membuat seseorang terus merasakan dirinya dalam keadaan ibadah, sehingga menuntutnya untuk menjauhi hal-hal yang membatalkan ibadahnya.
Akan tetapi, solusi shaum ini tidak akan membuahkan hasil jika si Shaim masih dekat dan bergaul dengan orang yang dapat membuat benteng pertahanan gharizahnya ambruk. Sehingga pelaksanaan shaumnya tidak membuahkan hasil baik secara pisikologis maupun u'budiyah, melainkan membuahkan rasa lapar dan dahaga saja. Sebagaimana sabda Rasulullah “Kerap kali orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali (mendapatkan) rasa lapar. Kerap kali orang yang mendirikan shalat tidak mendapatkan apa-apa kecuali (mendapatkan) bergadang saja" (HR. An Nasa'i dan Ibn Majah)
Maka untuk menghindari gagalnya shaum tersebut, berikut pemecahannya:
1. Bertekad, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat membuat benteng pertahanan gharizahnya runtuh. Seperti; membuang majalah dan gambar-gambar yang seronok, atau vcd porno, serta menjauhi teman yang suka melakukan tindakan tersebut.
2. Menyibukan diri dengan hal-hal yang bermanfaat seperti mengikuti Jilsah I'lmiyah dan Imaniyah, olah raga dan lain sebagainya.Semoga dengan solusi yang disodorkan Rasulullah ini, I'zzah para pemuda menjadi kembali dan mereka menjadi generasi pengganti bukannya generasi yang diganti. Sehingga mereka layaknya para pemuda Ashâbul kahfi “...Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk;” (QS. 18:13).

No comments: