Monday, November 10, 2008

Di Balik Mata Kita


Dengannya, kita bisa mentafakuri dunia beserta keindahannya. Dengannya, kita bisa menikmati indahnya warna-warni dan panorama alam semesta. Dengannya, kita bisa meyakini tampan dan cantiknya manusia. Dengannya kita bisa menulis dengan sempurna, juga dengannya saya dan Anda bisa membaca tulisan ini. Dengannya kita bisa bertaqwa, dengannya pula kita bisa berdosa. Siapakah dia ?, dia adalah dua bola mata kita. Allah Swt berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A'râf:179)"
Ayat di atas menerangkan betapa pentingnya kinerja tubuh dalam membantu seorang hamba menuju insan bertaqwa. Dan menunjukkan betapa hinanya orang yang tidak bisa memanfaatkan tubuhnya kepada hal-hal yang bisa menambah ketaqwaannya kepada Allah Swt.
Jika penulis renungi hikmah dari letak kedua bola mata manusia yang berada di depan, serta hikmah diletakkannya posisi otak kecil (sebagai penyimpan memori) yang berletak di belakang kepala, yaitu mempunyai hikmah agar manusia senantiasa berpandangan ke depan melihat jalan hidup yang akan dihadapinya, yang sebelumnya diawali dengan memutar memori kebelakang agar dapat mempelajari pengalaman yang telah terjadi, supaya mendapatkan cerahnya visi dan misi ke depan. Tetapi, kenyataan mesti membatasi visi dan misi hidup kita yang dibarengi dengan ketaqwaaan kepada Allah Swt.
Orang bijak berkata “Mata layaknya moncong anak panah, jika dilepaskan dari busurnya dia akan langung menembus bidikannya”. Artinya, jika mata sudah diberi delegasi oleh hati, dia akan langsung menangkap sasarannya yang kemudian diterima oleh otak belakang (alat penyimpan memori). Akhirnya, dia bisa membinasakan si empunya atau sebaliknya malah memberikan kebahagiaan, semua itu tergantung objek apa yang sedang di lihat. Sebagaimana yang telah Allah Swt pertanyakan sebagai sindiran kepada manusia dalam surat Al balad Ayat 8-10 “Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata (8) lidah dan dua buah bibir. (9) Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (QS. 90:10). jadi sekali lagi, semua itu tergantung objek apa yang akan dilihat, sebab Allah telah menunjukkan kepada kita dua jalan.
Ingat, mata adalah indera pertama yang membantu otak dalam menyimpan memori. Jika objek yang dilihatnya adalah kemaksiatan, maka itu akan langsung disimpan dalam memori dan selanjutnya setan akan terus memutar memori tersebut agar manusia terus mengkhayal kemaksiatan. Oleh sebab itu, Allah telah memberi peringatan dalam dua ayat Al Qur’an, yang menegaskan agar manusia menahan pandangannya supaya mereka menjadi suci (QS. Annur: 30) dan supaya manusia mendapatkan keuntungan (QS. Annur:31).
Jika kita renungi juga hikmah dari daya kinerja kedua mata, maka hal ini akan mengantarkan kita agar lebih bersyukur kepada Allah Swt, serta agar bisa melihat keagungan dan kebesaran-Nya. Kita akan lebih bersyukur karena melihat keagungan Allah dari lemahnya daya kinerja indera penglihatan kita, kenapa ?, karena jika daya kinerja mata kita mampu melihat segala sesuatu secara mendetail, maka hidup kita tidak akan terasa tenang, sebab objek yang kita lihat akan terlihat semuanya (secara mendetil). Misalnya, sepeda yang seharusnya terlihat berbentuk sebuah sepeda -jika daya kinerja mata melampaui batas– maka yang terlihat bukanlah sepeda akan tetapi bermilyar-miliyar atom yang berkumpul sehingga membentuk sepeda. Ataupun kita bisa dimakan gorila karena objek yang terlihat bukannya gorila tapi berjuta-juta molekul. Bayangkan, jika mata kita layaknya mikroskop yang bisa melihat benda menjadi lebih besar, sehingga hidupun akan tidak nyaman.
Maha suci Allah Swt yang memberi kita dua bola mata yang sesuai dengan proporsinya. Maka, alangkah bahagianya orang yang dapat menahan pandangan dan yang senantiasa mensucikan matanya dengan air mata yang keluar karena takut pada Allah Swt. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Tidak akan masuk neraka seorang laki-laki yang menangis karena takut pada Allah, sampai kembalinya susu ke tetek …” (HR.Tirmidzi, beliau berkata Hadis ini hasan shahih). Sabdanya yang lain “Tujuh golongan yang akan dilindungi Allah pada hari tidak ada lindungan kecuali lindungan dari Allah adalah: … dan laki-laki yang mengingat Allah sampai berlinang air matanya" (HR. Mutafaq A'laih). Semoga kita menjadi orang yang tidak mengkhianati nikmat Allah Swt, karena bagaimanpun juga Allah Maha mengetahui mata yang khianat (yaitu mata yang melihat apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya) dan yang disembunyikan oleh hati (QS. Al mu’min: 19).
اللهم إني أعوذبك من شر سمعي و من شر بصري و من شر لساني و من شر قلبي و من شر منيي (أبو داود، وهو حديث حسن)"Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari buruknya pendengaranku, dan buruknya penglihatanku, dan buruknya ucapanku, dan buruknya hatiku, serta buruknya maniku" (HR. Abu Daud, haditsnya hasan).

No comments: