Monday, November 10, 2008

Kontemplasi Dengan Tahajjud


Kontemplasi adalah perenungan terhadap diri atau introspeksi atas diri. Dengan kontemplasi, kita bisa mengenal jauh jati diri kita, serta bisa menjawab segala pertanyaan yang terlontar dari rasa kebingungan kita. “Minta fatwalah kepada hatimu” (HR. Ahmad dan Ad Darimi, dengan sanadnya yang Hasan), itulah pesan akurat Nabi kepada kita, agar bisa mengenal apa itu kebaikan (Al birr) dan apa yang dinamakan dosa (Al itsm). Meminta fatwa kepada hati, berarti kita meminta fatwa kepada kebenaran yang ada dalam diri kita, sedangkan kebenaran datangnya dari Allah semata. Jadi kontemplasi bisa kita definisikan sebagai upaya mencari jati diri, dengan cara berdialog bersama kebenaran.
Dengan kontemplasi, kita bisa kembali menyapa “Kebenaran/Taqwa” yang sudah biasa kita cuekkan, dan kita bisa mengobatinya dari siksaan yang selalu kita perbuat (dosa).
Di jaman serba teknologi ini, orang lebih suka hidup serba instant dan tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktu, kecuali jika waktu itu terasa nikmat menurut syahwatnya. Mereka berebut datang ke Psikiater, atau tenggelam di bawah lampu diskotik hanya untuk menghilangkan kesusahan sementara saja.
Padahal, 14 abad yang lalu Islam telah memberikan solusi instant kepada manusia yang sedang terserang penyakit stress. Tahajjud merupakan salah satu solusi yang bisa menghilangkan stress tersebut. Di samping kondisi waktunya yang memungkinkan manusia menikmati keheningan, juga memiliki daya besar yang bisa mendorong kita untuk senantiasa berintrospeksi dan menyusun visi-misi hidup (dengan Do’a). Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak do’a di sepertiga malam, disamping do’anya langsung terkabul, juga bisa membantu kita untuk hidup berjalan dengan visi dan misi.
Tahajjud adalah suatu sarana manusia untuk berkontemplasi yang bisa membantu menghilangkan keangkuhan psikologinya. Karena di waktu ini, kita diharuskan merendahkan diri, sehingga kita bisa mengintropeksi segala hal yang membuat kita stress. Sedangkan stress itu kebanyakan datang dari dosa yang telah kita lakukan, sehingga dosa tersebut dapat membuat hati kita bergemuruh –karena kecenderungan taqwa kita menolaknya-, lalu kondisi tubuh menjadi lemas dan pikiran tak menentu. Oleh sebab itu, Ibn Mas’ud berkata “Mari kita beriman dulu sejenak”, agar kita bisa berkontemplasi sekaligus kembali membersihkan hati dari debu-debu dosa, dan ini bisa dilakukan dalam tahajjud kita. Bukankah Allah telah memerintahkan kita agar menyusun target hidup?. Sebagaimana dalam firmannya “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Hasyr: 18). Artinya; senantiasa mempelajari pengalaman (memperhatikan apa yang telah diperbuatnya) dengan menyesali dosa yang diperbuat, memprediksi masa depan dengan berdo’a (untuk hari esok), serta bersikap professional dari sekarang dengan bertaqwa pada Allah Swt (dan bertakwalah kepada Allah). Maka, Tahajjud merupakan solusi instan untuk berkontemplasi dalam menyusun target hidup.

No comments: